RSS

Wisata Kuliner yang Aneh dan Nyeleneh, Nganjuk Punya


Sekilas kalau orang dengar tentang Nganjuk, identiknya pasti “Kota Angin”, gak salah kok, that’s right.  Tapi di balik banyaknya angin yang berhembus, Nganjuk sebenarnya menyimpan pesona wisata tersendiri. Khususnya wisata kuliner dan wisata alam. Jangan cari mall di Nganjuk ya kawan, karena kamu tentu gak nemuin yang namanya mall di Nganjuk. Kalo maen ke Nganjuk tuh cari aja gunung, ato air terjun, ato kalo gak gitu cari aja saya.  hehe
“jangan lupa lo da. kalo kamu jadi walikota Nganjuk nanti , kamu bangun ngatos-Nganjuk town square-“ itu guyonannya teman-teman kalo lagi nggojlog saya. Yuhuu, Nganjuk itu kabupaten yang di pimpin oleh seorang bupati guys. Bukan walikota. Kabupaten Nganjuk  terdiri  dari  daratan luas yang disana terdapat banyak sekali hutan dan gunung. Gapapa kok, justru itu, saya buuangga bisa terlahir dan besar di Nganjuk. Ehem, original made in Nganjuk . 
Lanjut lanjut. Saya pengin ngomongin soal kuliner. Biasanya saya suka cari-cari menu yang unik dan aneh. Nah loh, kabupaten saya punya juga tuh yang unik, aneh, nyeleneh. Buat kalian yang hobi wisata kuliner, kuliner –kuliner Nganjuk ini wajjjjib di coba.
Nasi Becek


Bahan
ü  Daging kambing , 250 gr
ü  Jerohan,250 gr
ü  Santan dari satu butir kelapa
Bumbu
ü  Kemiri, 4 butir
ü  Bawang putih, 6 siung
ü  Daun jeruk, 4 lembar
ü  Ketumbar, sdt
ü  Jahe, 1 ruas
ü  Lengkuas, 1 ruas
Cara membuat
Ø  Rebus daging dan jerohan
Ø  Haluskan bumbu, tumis sebentar lalu masukkan ke dalam rebusan daging.
Ø  Masukkan santan
Ø  Diamkan hingga mendidih
Ø  Angkat dan sajikan
Penyajiannya , tambahkan taoge, irisan daun seledri dan kol mentah. Lengkapi dengan sate kambing dan nasi panas.
Botok telur Asin

Bahan
ü  Telur asin yang belum di rebus, 15 butir
ü  Santan dari 1 butir kelapa
ü  Daun pisang, 15 lembar
Bumbu
ü  Bawang merah, 50 gr
ü  Bawang putih, 25 gr
ü  Cabe rawit, 50 gr
ü  Cabe hijau besar, 50 gr
ü  Belimbing wuluh(belimbing sayur), 50 gr (bisa diganti dengan tomat hijau, 25 gr)
ü  Daun salam secukupnya
ü  Lengkuas secukupnya
Cara membuat
Ø  Semua bumbu di iris tipis, lalu di tumis
Ø  Tiap 1 telur asin mentah di tuangkan ke daun pisang yang posisinya setengah membungkus
Ø  Irisan bumbu di masukkan ke daun pisang, 1 sendok makan
Ø  Masukkan santan, 1 sendok makan
Ø  Sempurnakan bungkus botok dan kunci dengan batang lidi
Ø  Kukus botok selama kurang lebih 45 menit.
Wedang Secang

Bahan
ü  Kayu secang, di sisir
ü  Kayu manis, 2 potong
ü  Serai, 3 potong
ü  Jahe, 150 gr
ü  Bunga cengkeh, ½ sdt
ü  Gula pasir, 1000 gr
Cara membuat
ü  Jahe dan serai di tumbuk halus , lalu di rebus dengan 3 liter air bersama gula pasir, kayu manis dan bunga cengkeh selama kurang lebih 3 jam
ü  Angkat lalu masukkan sisiran kayu secang , hingga air rebusan menjadi merah
ü  Setelah agak dingin air di saring untuk memisahkan dari ampasnya
ü  Minuman secang siap disajikan
Oseng- oseng tempe kulit singkong

Bahan
ü  Tempe  100 gr
ü  Kulit singkong 50 gr
ü  Minyak goreng 10 gr
ü  Kecap manis 10 gr
Bumbu
ü  Bawang putih
ü  Bawang merah
ü  Cabai hijau
ü  Cabai kecil
ü  Lengkuas
ü  Daun salam
Cara membuat
ü  Bersihkan kulit singkong , potong dadu, kemudian cuci
ü  Potong-potong bumbu, tumis hingga harum
ü  Masukkan kulit  singkong , tunggu hingga layu, masukkan irisan tempe
ü  Tunggu sampai masak
ü  Siap di sajikan
Jipang
Bahan
ü  Jipang, 3 kg
ü  Gula pasir, 1500 gr
ü  Minyak sayur, 100 ml
ü  Garam secukupnya
ü  Sitrun, secukupnya
Alat
ü  Oven
ü  Wajan besar
ü  Pengaduk
ü  loyang
Cara membuat
ü  Panggang beras dalam oven sampai mekar , kurang lebih 8 menit
ü  Rebus campuran gula pasir, minyak sayur, garam, dan sitrun , kurang lebih 15 menit
ü  Masukkan beras yang sudah mekar, aduk hingga rata
ü  Angkat dan letakkan di loyang untuk dicetak
ü  Gilas hingga padat, potong sesuai ukuran yang di inginkan
Wedang cabe puyang

Bahan
ü  Kencur, 1 kg
ü  Cabe puyang , ½ kg
ü  Gula pasir, 1 kg
ü  Air ,
Cara membuat
ü  Haluskan kencur dan cabai puyang, peras dan ambil airnya
ü  Tambahkan air dan gula
ü  Rebus hingga mendidih
ü  Angkat, dan sajikan
Nasi tiwul

Bahan
ü  Ketela pohon yang sudah di keringkan (gaplek)
ü  Kelapa parut
Cara membuat
ü  Rendam gaplek 3-4 hari, lalu tiriskan dan jemur hingga kering
ü  Haluskan hingga menjadi tepung
ü  Tepung gaplek diberi air sedikit demi sedikit sambil di interi (di letakkan di atas tampah dan di goyang memutar untuk mendapat bulatan bulatan kecil
ü  Kukus
ü  Sajikan dengan kelapa yang sudah di parut
Kopi kedelai

Bahan
ü  Kedelai , 500 gr
Cara membuat
ü  Sangrai kedelai dengan wajan tanah liat hingga kehitaman (jangan terlalu gosong)
ü  Giling kedelai yang sudah matang hingga menjadi bubuk
Cara menyajikan
ü  Campur 3 sdt kopi kedelai dan 2 sdt gula pasir ke dalam cangkir
ü  Tuangkan air panas, aduk hingga larut
ü  Siap di hidangkan
Asem-asem daun kedondong

Bahan
ü  Tetelan kambing, 250 gr
ü  Daun kedondong secukupnya
Bumbu
ü  Bawang merah, 8 butir
ü  Bawang putih, 4 siung
ü  Kemiri, 3 butir
ü  Lengkuas, 1 ruas jari
ü  Minyak goreng 1 sdm
ü  Garam, secukupnya
ü  Gula pasir secukupnya
ü  Daun salam secukupnya
Cara membuat
ü  Rebus tetelan hingga dagingnya empuk
ü  Masukkan daun kedondong
ü  Haluskan semua bumbu , kecuali lengkuas, lalu tumis sebentar, masukkan kedalam rebusan
ü  Geprek lengkuas, masukkan
ü  Tunggu sampai mendidih
ü  Siap disajikan
Dumbleg 

Bahan
ü  Beras, 1 kg
ü  Gula merah, 800 gr
ü  Kelapa, 2 butir( di ambil santan kental 1000 ml dan santan encer secukupnya)
ü  Garam secukupnya
ü  Air, 1000 ml
ü  Pelepah pinang (upih), 2 lembar
Cara membuat
ü  Beras di rendam hingga lunak, kemudian giling menjadi tepung
ü  Gula merah direbus sengan 1000 ml air
ü  Uleni tepung beras dengan santan encer sampai liat dan masukkan santan kental yang sudah direbus sampai mendidih
ü  Tambahkan larutan gula merah yang masih panas dan garam, aduk rata
ü  Masukkan adonean kedalam cetakan upih dan atur di dalam dandang
ü  Kukus, kurang lebih 3 jam
ü  Biarkan dumbleh agak dingin, keluarkan dari cetakan, potong sesuai selera
ü  Sajikan dengan parutan kelapa
Sirup pisang ambon
Bahan
ü  Pisang ambon, 5 buah
ü  Kayu manis, 100 gr
ü   Air, 1500 ml
ü  Pewarna makanan kuning, secukupnya
Cara membuat
ü  Kupas dan potong –potong pisang
ü  Masukkan potongan pisang dan bahan lain ke dalam air mendidih
ü  Aduk hingga mengental dan tinggal 750 cc
ü  Saring, diap di hidangkan
Manisan tomat

Bahan
ü  Tomat, 4 kg
ü  Gula pasir, 1 kg
ü  Air kapur sirih secukupnya
Cara membuat
ü  Cuci tomat hingga bersih, tusuk tusuk hingga rata
ü  Rendam tomat dengan air kapur sirih , 24 jam
ü  Cuci tomat hingga bersih sambil dibuang bijinya
ü  Letakkan tomat pada wajan, taburi gula putih, diamkan 2 jam
ü  Rebus tomat hingga ainya menyusut
ü  Jemur selama 2 hari
ü  Manisan siap disajikan
Sate cenul

Bahan
ü  Daging sapi, 100 gr
ü  Kelapa , 100 gr
ü  Telur ayam , 50 gr
ü  Minyak goreng, 50 gr
Bumbu
ü  Ketumbar
ü  Jinten
ü  Bawang putih
ü  Cabai merah besar
ü  Cabai rawit
ü  Gula
ü  Garam
Cara membuat
ü  Cuci daging hingga bersih
ü  Parut kelapa
ü  Haluskan bumbu kemudian campur dengan parutan kelapa
ü  Masukkan telur, aduk merata
ü  Ambil daging, tusuk seperti sate
ü  Balut dengan kelapa berbumbu, di kepal
ü  Goreng hingga kekuningan
Samplok 

Bahan
ü  Ketela pohon, 1 kg
ü  Gula merah, 2 ons
ü  Gula pasir secukupnya
ü  Garam secukupnya
Cara membuat
ü  Kupas dan cuci bersih  ketela
ü  Giling ketela
ü  Peras gilingan ketela
ü  Adonan hasil perasan ditambahnkan gula merah,gula pasir dan garam secukupnya
ü  Kukus selama 1 jam
ü  Padatkan adonan  yang sudah matang dengan cara ditekan-tekan
ü  Bentuk sesuai selera. (bisa du gulung)
ü  Sajikan dengan parutan kelapa dan gula pasir

dYa, itulah beberapa kuliner dari tanah kelahiran saya, sayang gambarnya gak lengkap. semoga bermanfaat ya kawan ;)

Bajulan, Pesona Wisata Nganjuk


Bajulan, Pesona Wisata Nganjuk



Desa Bajulan secara geografis terletak di wilayah Kecamatan Loceret kurang 23 Km arah selatan pusat kota Nganjuk. Desa ini agak terpencil. Di pisahkan oleh kawasan hutan dengan desa terdekat yang ada di sebelah utaranya. Karena potensi alamnya yang indah dan udaranya segar, maka desa semula terpencil dan sepi ini sekarang menjadi ramai dikunjungi orang.
Dalam sejarah, desa terpencil ini pernah menjadi persinggahan Panglima Sudirman saat bergerilya melawan Belanda. Di tempat ini Panglima Sudirman singgah selama 9 hari, adalah waktu yang paling lama jika dibandingkan dengan tempat lain yang pernah disinggahinya . desa ini juga memiliki kawasan hutan pinus  yang indah, ssungai yang jernih airnya, serta memiliki sejumlah air terjun yang menantang untuk dinikmati keindahannya.perjalanan untuk menuju ke kawasan wisata Bajulan ini cukup lancar, karena semua jalan menuju lokasi sudah beraspal. Apabila ditempuh dangan kendaraan bermotor , membutuhkan waktu sekitar 45-60 menit dari kota Nganjuk.
Di kawasan hutan Bajulan bagian selatan, lewat jalan kecil , didapati beberapa air terjun. Paling dekan dan mudah dijangkau adalah air terjun Roro Kuning yang jaraknya sekitar 700 meter dari Museum Sudirman, tempat ini sekarang sduah mulai banyak dikunjungi orang, terutama kalangan remaja, Pramuka, dan kelompok pecinta alam lainnya.
Lebih ke selatan dengan melewati jalan setapak menuju ke atasakan ditemui air terjun dengan ketinggian beragam, yaitu:
1.       Pacoban Ngunut, dengan ketinggian 55 meter
2.       Pacoban Coban, dengan ketinggian 95 meter
3.       Pacoban Lawe , dengan ktinggian 75 meter
Saat rombongan Wana Wisata Pramuka Kwarcab Nganjuk melaksanakan perjalanan wisata yang dipimpin oleh ketua Kwarcab Nganjuk Drs. Harmintadji , tanggal 26 Juni 1991 , berhasil sampai di lokasi air terjun tersebut. Ketiga air terjun ini pernah pula dikunjungi anggota DPRD II Nganjuk, ketua AMPI, Pembantu Bupati di Berberk dan Camat Loceret. Menurut penuturan mereka yang pernah kesana, air terjun yang saling berdekatan itu airnya jernih. Kelak bisa menjadi saingan utama wisata alam air terjun Sedudo dan sekitarnya.
Asal mula nama air terjun
Menurut cerita penduduk setempat, nama-nama air terjun yang ada di kawasan Bajulan ini erat kaitannya dengan cerita kerajaan Daha (Kediri)saat diperintah oleh Sri Aji Jayabaya. Diceritakan bahwa saat terjadi peperangan antara Kerajaan Kediri dengan Kerajaan seberang , Kediri mengalami kekalahan. Setelah perang usai, raja seberang ingin memperistri Dewi Kilisuci , namun keinginan raja seberang tersebut ditolak, dan Dewi Kilisuci melarikan diri bersembungi ditengah hutan lereng gunung Wilis. Kepergiannya ditemani oleh Dewi Sekartaji dan Panji Asmorobangun. Sesampainya di tengah hutan , Dewi Sekartaji menderita sakit . karena tidak membawa perbekalan, Dewi Kilisuci bermaksud mencari dedaunan untuk ramuan obat, tetapi sialnya ketika ia kembali, ia terperosok dan tidak dapat menemukan kembali di mana adiknya terbaring.
Setelah beberapa hari, Dewi Kilisuci sampai di sebuah grojogan yang banyak bebatuannya dan menemukan bebatuan berbentuk meja. Karena kelelahan, maka tertidurlah Dewi Kilisuci , namun dalam tidurnya merasa diganggu oleh makhluk halus. Cobaan demi cobaan silih berganti. Mengingat banyaknya cobaan , grojogan itu diberi nama Pacoban.
Gagal melakukan semedi di tempat pertama, Dewi Kilisuci dengan pakaian compang –camping berjalan tertatih-tatih ke tempat grojogan yang lebih atas. Ternyata keadaan di atas tidak jauh berbeda dengan keadaan di bawah, bahwa godaan lebih banyak. Mengingat godaan dan cobaan semakin banyak dan ikut mengganggu semedinya , lokasi grojogan diatasnya diberi nama Pacoban Nunut. Walaupun terus mendapat godaan , Dewi Kilisuci meneruskan semedinya sampai akhir hayatnya di tempat ini.
Sementara adiknya, Dewi Sekartaji dan Panji Asmorobangun yang menderita sakit akhirnya sembuh. Ketika bermaksud mencari kakaknya, tersesat dikawasan lereng Gunung Wilis sebelah timur hingga mendekati desa Bajulan. Seperti halnya Dewi Kilisuci , mereka juga menemukan sebuah grojogan yang sangat indah dengan ketinggian sekitar 4-5 meter. Di tempat ini mereka tidak mendapat godaan, maka akhirnya menetap di sana sampai akhir hayatnya. Air terjun yang pernah ditempati oleh Dewi Sekartaji dan Panji Asmorobangun ini, saat ini terkenal dengan nama air terjun Roro Kuning.